Media sosial, khususnya Facebook, dihebohkan oleh sebuah foto yang menunjukkan anggota DPR RI Ahmad Sahroni terbaring lemah di tempat tidur.

Unggahan tersebut disertai narasi yang mengklaim Sahroni pingsan setelah mengetahui rumahnya di Tanjung Priok dijarah oleh massa.

Kabar ini dengan cepat menyebar dan menimbulkan beragam spekulasi di kalangan warganet, seolah-olah menjadi dampak langsung dari insiden penjarahan yang terjadi.

Namun, setelah dilakukan penelusuran mendalam, klaim tersebut terbukti tidak benar atau hoaks.

Faktanya, foto yang beredar merupakan unggahan lama dari akun pribadi Ahmad Sahroni di Instagram, @ahmadsahroni88.

Unggahan asli tersebut diunggah pada tanggal 13 April 2023, hampir dua tahun sebelum peristiwa penjarahan terjadi.

Dalam keterangan foto aslinya, Sahroni menjelaskan bahwa ia sedang berada di Instalasi Gawat Darurat (IGD) karena kondisi kesehatannya yang menurun.

Ia meminta doa dari para pengikutnya untuk kesembuhannya. Tidak ada kaitan sama sekali antara kondisi kesehatannya pada saat itu dengan peristiwa penjarahan yang baru-baru ini menimpanya.

Unggahan hoaks ini sengaja memanfaatkan momen penjarahan yang terjadi pada 30 Agustus 2025 untuk menyebarkan informasi palsu.

Pelaku penyebar hoaks memanipulasi foto lama dengan narasi yang menyesatkan agar terlihat relevan dan memprovokasi emosi publik.

Peristiwa ini menjadi contoh nyata bagaimana foto dari konteks yang berbeda bisa disalahgunakan untuk menciptakan narasi yang tidak benar.

Oleh karena itu, publik diimbau untuk lebih berhati-hati dan kritis dalam menerima informasi di media sosial. Sangat penting untuk selalu memverifikasi kebenaran sebuah foto atau berita sebelum membagikannya.

Dengan melakukan penelusuran sederhana seperti menggunakan Google Lens, keaslian sebuah informasi dapat dengan mudah diketahui, sehingga dapat memutus rantai penyebaran hoaks yang merugikan.

Sumber: Komdigi.go.id