Media sosial, platform yang cepat menyebarkan informasi, kembali menjadi arena penyebaran berita keliru.
Sebuah unggahan video di Facebook mengklaim bahwa Presiden Prabowo Subianto baru saja menjadi Inspektur upacara Hari Kesaktian Pancasila.
Klaim tersebut secara bombastis menambahkan bahwa upacara ini “kembali digelar setelah 10 tahun vakum.” Namun, setelah dilakukan penelusuran fakta, informasi tersebut dipastikan tidak benar atau hoaks.
Kabar ini mengabaikan fakta-fakta sejarah dan kegiatan kenegaraan yang berlangsung secara rutin. Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila adalah agenda tahunan negara yang dilaksanakan setiap 1 Oktober.
Penggunaan nama Presiden saat ini (Prabowo) dalam unggahan tersebut hanya bertujuan menyesatkan publik, menciptakan narasi palsu seolah-olah pemerintahan sebelumnya mengabaikan peringatan penting ini.
Fakta Sebenarnya: Jokowi Tetap Pimpin di Lubang Buaya
Pengecekan fakta yang dilakukan menunjukkan realitas yang sangat berbeda. Dilansir dari turnbackhoax.id, penelusuran menggunakan mesin pencari dengan kata kunci terkait langsung mengarah pada sumber resmi dan kredibel.
Salah satu hasil teratas adalah pemberitaan dari setkab.go.id yang secara jelas membantah klaim tersebut.
Berita resmi yang terbit pada Selasa, 1 Oktober 2024, melaporkan bahwa Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) lah yang memimpin upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila.
Upacara sakral tersebut diselenggarakan secara khidmat di lokasi bersejarah, yakni Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur. Fakta ini secara mutlak membatalkan klaim yang beredar di media sosial.
Klaim Vakum 10 Tahun yang Tidak Berdasar
Bagian lain dari klaim hoaks tersebut yang perlu diluruskan adalah narasi bahwa upacara Hari Kesaktian Pancasila telah “vakum selama 10 tahun.”
Klaim ini sangat menyesatkan dan tidak memiliki dasar faktual sedikit pun.
Sepanjang penelusuran terhadap sumber-sumber berita dan catatan kenegaraan yang kredibel, tidak ditemukan satu pun informasi yang membenarkan bahwa upacara Hari Kesaktian Pancasila pernah absen atau vakum dalam kurun waktu satu dekade terakhir.
Peringatan ini merupakan agenda wajib negara untuk mengenang jasa para Pahlawan Revolusi dan meneguhkan ideologi Pancasila.
Hal ini menunjukkan bahwa narasi tersebut hanya dibuat-buat untuk membangun sentimen negatif terhadap pelaksanaan kegiatan kenegaraan di masa lampau.
Pentingnya Verifikasi dan Literasi Digital
Insiden hoaks ini menjadi pengingat penting bagi seluruh masyarakat akan bahaya informasi yang tidak terverifikasi.
Kecepatan penyebaran informasi di media sosial seringkali tidak diiringi dengan literasi digital yang memadai, membuat konten palsu mudah dipercaya.
Masyarakat didorong untuk selalu melakukan verifikasi silang ( cross-check) menggunakan sumber-sumber resmi pemerintah atau media massa yang terpercaya sebelum membagikan ulang sebuah informasi, terutama yang berkaitan dengan isu kenegaraan yang sensitif.