Mendidik anak agar menjadi individu yang mandiri merupakan tantangan besar bagi orang tua. Menurut para ahli, proses ini menuntut orang tua untuk menetapkan batasan yang jelas, membiarkan anak belajar dari konsekuensi, dan tidak takut menghadapi ketidaksetujuan anak.

Pemahaman akan gaya pengasuhan (parenting style) menjadi kunci untuk membentuk karakter anak yang bertanggung jawab dan mandiri.

Secara umum, terdapat empat gaya pengasuhan:

• Authoritative (demokratis),
• Permissive (memanjakan),
• Authoritarian (otoriter), dan
• Neglectful (kurang perhatian).

Dari keempat gaya tersebut, pola authoritative parenting dianggap paling ideal. Gaya ini menggabungkan batasan yang jelas, komunikasi terbuka, dan kasih sayang, yang memungkinkan anak tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, bertanggung jawab, dan memiliki kemampuan mengelola emosi.

Sebaliknya, gaya pengasuhan lainnya dapat menimbulkan dampak negatif.

Anak dengan orang tua yang permisif cenderung manja dan impulsif, sementara anak dari orang tua yang otoriter bisa tumbuh dengan rasa takut dan kurang percaya diri.

Pola pengasuhan yang kurang perhatian dapat menyebabkan anak kesulitan mengendalikan emosi dan memiliki harga diri rendah.

Sara Para Ahli

Para ahli menyarankan agar orang tua menerapkan authoritative parenting dengan menetapkan aturan yang konsisten, mendengarkan pendapat anak, dan memberikan pujian sebagai motivasi.

Menurut psikolog Russell A. Barkley, pendekatan ini bagaikan “pagar untuk domba di padang rumput”, di mana orang tua memberikan ruang bagi anak untuk bereksperimen dalam batas yang aman.

Gaya pengasuhan yang tepat juga akan membentuk hubungan yang lebih sehat dan suportif antara orang tua dan anak hingga mereka dewasa.

Statement;

“Anak boleh saja marah atau tidak suka pada orang tuanya karena aturan yang diterapkan. Itu wajar. Justru orang tua adalah sosok yang paling aman untuk mereka benci sesaat, karena orang tua tetap akan mencintai anak-anaknya.”