Tantangan Menghidupkan Kembali Jakarta 2000-an dalam Rangga & Cinta

Selasa, 7 Oktober 2025

Proses kreatif di balik layar film musikal “Rangga & Cinta” ternyata menyimpan kisah perjuangan yang menarik, khususnya dalam menciptakan latar Jakarta era 2000-an.

Sutradara visioner di balik proyek rebirth dari “Ada Apa Dengan Cinta?” (2002) ini, Riri Riza, membeberkan bagaimana timnya menghadapi tantangan besar untuk menyulap wajah ibu kota yang telah berubah drastis menjadi seperti dua dekade silam.

Ia mengakui, tugas ini jauh dari kata mudah, mengingat pesatnya perkembangan kota yang kini dihiasi infrastruktur modern dan wajah periklanan yang sama sekali berbeda.

Bagi Riri Riza, menghadirkan nuansa lawas tersebut bukan hanya tentang mengganti kostum atau setting sederhana, melainkan sebuah definisi ulang ruang.

Ia harus mencari cara untuk menangkap esensi Jakarta Selatan pada masa itu, sebuah tugas yang menuntut ketelitian dan sentuhan seni.

Tantangan yang paling kentara, seperti diakui sang sutradara, adalah kehadiran MRT yang masif dan bentuk-bentuk iklan kekinian yang tidak ada di awal 2000-an.

Oleh karena itu, kolaborasi dengan pakar efek visual menjadi kunci untuk “mengakali” waktu.

Sentuhan Teknologi dan Imajinasi di Balik Layar

Untuk mengatasi tantangan monumental tersebut, Riri Riza menerapkan pendekatan ganda: pencarian lokasi yang otentik dan optimasi teknologi.

Upaya mendefinisikan ulang Jakarta Selatan secara fisik dilakukan secara paralel dengan kerja keras praktisi visual efek yang canggih.

Para ahli digital ini bertugas memastikan bahwa sentuhan modern yang tak terhindarkan bisa dihilangkan atau diubah, menghasilkan latar yang sedikit berbeda dan lebih dekat dengan gambaran Jakarta di masa lalu.

Kerja sama ini menjadi jembatan antara realitas kota saat ini dan imajinasi masa lalu yang ingin dihidupkan.

Riri Riza tidak bekerja sendiri. Ia menggandeng desainer produksi andal, Dita Gambiro, sosok yang telah dikenal lewat keterlibatannya dalam proyek-proyek besar seperti “Penyalin Cahaya” (2021) dan “Gadis Kretek” (2023).

Kapasitas Dita yang mumpuni dalam membuat set dan penataan artistik yang sesuai dengan visi sutradara adalah aset berharga.

Sang sutradara mempercayai insting dan referensi yang dimiliki Dita, yang dinilai mampu menghadirkan trik-trik artistik agar potret Jakarta awal 2000-an terasa meyakinkan di mata penonton.

Rebirth yang Dinantikan: Musik dan Pemeran Baru

“Rangga & Cinta” hadir sebagai sebuah rebirth dari kisah ikonik AADC, kini dalam format musikal.

Sambil merangkai latar masa lalu, film ini juga memperkenalkan generasi baru yang akan memerankan karakter legendaris tersebut.

Aktor El Putra Sarira terpilih sebagai Rangga, sementara karakter Cinta dipercayakan kepada Leya Princy.

Mereka didukung oleh deretan pemeran muda berbakat lainnya yang akan menghidupkan kembali sosok-sosok ikonis seperti Alya, Maura, dan Mamet.

Film ini bukan hanya menawarkan kisah baru, tetapi juga pengalaman nostalgia audio visual.

Lagu-lagu hit legendaris dari Melly Goeslaw dan Anto Hoed yang menjadi soundtrack orisinal AADC akan digubah ulang, memberikan sentuhan segar namun tetap akrab di telinga penonton.

Dengan paduan antara latar vintage yang susah payah direkonstruksi, talenta muda, dan musik yang sudah melekat, “Rangga & Cinta” yang telah tayang di bioskop mulai 2 Oktober ini menjadi karya yang sangat dinantikan.

Sebuah Warisan Seni dan Kerinduan Masa Lalu

Produksi “Rangga & Cinta” bukan sekadar pembuatan film, melainkan upaya melestarikan dan menghidupkan kembali sebuah warisan budaya pop yang pernah menggetarkan.

Tantangan menghadirkan kembali Jakarta masa lalu dalam sinema menunjukkan totalitas tim kreatif dalam menghormati memori kolektif penonton.

Proses ini menjadi cerminan bahwa seni sinema adalah alat untuk merangkul dan merekonstruksi masa lalu, sekaligus memberikan kisah abadi ini nafas baru untuk generasi sekarang.

Kerumitan proses ini membuktikan bahwa di balik frame yang kita tonton, ada dedikasi luar biasa untuk menyuguhkan pengalaman yang otentik dan menyentuh.

Statement:

Riri Riza, Sutradara Rangga & Cinta

“Jakarta memang menantang sekarang. Perkembangannya banyak, MRT di mana-mana, iklannya juga sudah beda,” ujar Riri Riza dalam konferensi pers di kawasan Jakarta Selatan pada Senin (29/9).

“Saya bekerjanya itu mencari, mendefinisikan ulang Jakarta Selatan, tapi pada saat yang sama juga bekerja dengan praktisi visual effect yang canggih yang bisa menjadikan ini sedikit lebih berbeda supaya dekat dengan Jakarta yang dulu.”

Bagikan :

ARTIKEL TERKAIT

ARTIKEL POPULER