Warga Cikande Dapat “Tiket Liburan” Dadakan dari Cesium-137

Rabu, 8 Oktober 2025

Di tengah hiruk pikuk kawasan industri, warga Cikande, Serang, Banten, mendadak mendapatkan kabar yang sungguh mengejutkan: rumah mereka akan dikosongkan sementara! Bukan karena banjir atau penggusuran, melainkan karena mereka dianugerahi keistimewaan tak terduga: hidup di sekitar titik radiasi Cesium-137.

Menteri Lingkungan Hidup (MenLH) Hanif Faisol Nurofiq dengan sigap mengumumkan bahwa pemerintah akan menyiapkan relokasi sementara, sebuah “paket liburan” gratis dari ancaman radioaktif, berdasarkan rekomendasi mulia dari BRIN dan Bapeten.

Langkah ini, yang dikemas dengan istilah humanis “lokalisir masyarakat” hingga proses dekontaminasi selesai, seolah menyiratkan bahwa para warga kini adalah aset berbahaya yang perlu dijauhkan dari diri mereka sendiri.

Menteri Hanif menjelaskan bahwa proyek relokasi ini membutuhkan koordinasi super-mega-ribet lintas kementerian, melibatkan Kemensos, Kemnaker, Kemenko PMK, bahkan TNI dan Polri.

Sungguh mengharukan, betapa seluruh negara harus bekerja sama hanya untuk memindahkan beberapa keluarga yang kebetulan terpapar radiasi, sebuah tanda bahwa isu lingkungan kita memang selalu diselesaikan dengan kehebohan kolektif.

Privilese Radiasi: Hanya Beberapa Rumah yang Layak Pindah

Namun, jangan berpikir bahwa semua warga Cikande akan mendapatkan privilese relokasi ini. Menteri Hanif dengan tegas menyatakan bahwa hanya “beberapa rumah” saja yang perlu dikosongkan.

Ini didasarkan pada hasil zoning yang super-akurat dari Bapeten dan BRIN, yang seolah-olah menentukan: siapa yang cukup beruntung untuk pindah, dan siapa yang cukup aman untuk tetap menghirup udara yang “dekat-dekat itu saja” dengan radiasi.

Kalimat ini memberikan ironi manis: warga yang tinggal paling dekat dengan bahaya justru mendapatkan perhatian penuh negara, sementara yang “agak jauh” mungkin hanya perlu bersabar dengan kemungkinan paparan minimal.

Ini adalah bentuk keadilan lingkungan yang unik, di mana jarak dari sumber radiasi menentukan tingkat layanan sosial yang Anda terima.

Gerakan Terbatas dan Rakortas Mendadak

Selain relokasi selektif, pemerintah juga berencana menerapkan kebijakan super-ketat: pembatasan gerak warga di zona terdampak.

Tentu saja, kebijakan ini diperlukan untuk memastikan keamanan, namun di sisi satire, ini terdengar seperti pengumuman bahwa warga Cikande kini menjadi bintang reality show dengan zona gerak yang sangat terbatas, diawasi oleh tim KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) dari Kemenkes, TNI, dan Polri.

Sementara itu, MenLH Hanif menunjukkan inisiatif birokrasi yang cepat kilat: usulan rapat koordinasi terbatas (rakortas) bersama Menko Pangan (Zulkifli Hasan) selaku koordinator satgas.

Sungguh melegakan, karena pemeriksaan masyarakat dan langkah penanganan selanjutnya baru bisa diputuskan setelah rapat penting yang dijadwalkan besok siang.

Ini adalah bukti bahwa di Indonesia, bencana sekelas radiasi nuklir harus melewati serangkaian rapat dengan koordinasi tingkat tinggi, sebelum tindakan nyata benar-benar bisa dilaksanakan di lapangan.

Dekontaminasi dan Harapan Netralisasi Area

Menteri Hanif menegaskan bahwa seluruh langkah ini, termasuk relokasi, bersifat sementara. Tujuannya adalah menunggu proses dekontaminasi tuntas dan area tersebut dinyatakan netral kembali.

Kita hanya bisa berharap bahwa tim dekontaminasi mampu bekerja secepat kecepatan radiasi menyebar, agar para warga yang telah “dilokalisir” dapat segera kembali ke rumah mereka yang kini telah menjadi bekas lokasi nuklir historis.

Kisah Cikande ini adalah pelajaran berharga. Ia mengingatkan kita bahwa bahaya lingkungan tidak selalu terlihat kotor atau berasap, melainkan bisa berupa elemen tak kasat mata yang memaksa seluruh kabinet harus menggelar rapat darurat.

Di akhir hari, kita semua bersyukur atas kesigapan pemerintah yang, setelah berkonsultasi dengan berbagai lembaga, memutuskan untuk memindahkan beberapa rumah yang berjarak “dekat-dekat itu saja” dari sumber bahaya.

Statement:

Hanif Faisol Nurofiq, Menteri Lingkungan Hidup 

“Memang kita harus lokalisir masyarakat, dilakukan pemindahan dulu sampai dekontaminasinya selesai dilakukan… Nanti berdasarkan hasil zoning oleh teman-teman Bapeten dan BRIN, hanya beberapa rumah, jadi tidak banyak. Jadi yang penting yang dekat-dekat itu saja yang kita lokalisir.”

Bagikan :

ARTIKEL TERKAIT

ARTIKEL POPULER