Mengenang Tragedi 9/11: Serangan Teroris di Menara Kembar WTC AS, Bencana Kemanusiaan dan Lingkungan

Kamis, 11 September 2025

Tanggal 11 September akan selalu dikenang sebagai hari kelam dalam sejarah Amerika Serikat.

Pada tanggal ini, 24 tahun lalu, terjadi serangkaian serangan teroris yang menargetkan menara kembar World Trade Center (WTC) di New York.

Tragedi yang dikenal dengan sebutan 9/11 ini merenggut nyawa hampir 3.000 orang, tidak hanya warga AS, tetapi juga puluhan warga negara lain yang kebetulan berada di lokasi kejadian.

Setiap tahun, warga AS memperingati peristiwa ini dengan mengadakan Patriot Day, sebuah hari untuk mengenang para korban yang gugur.

Tragedi 9/11 merupakan serangkaian pembajakan pesawat yang dilakukan oleh kelompok teroris Al-Qaeda.

Mereka membajak empat pesawat komersial, lalu menabrakkan dua di antaranya ke Menara Utara dan Selatan kompleks WTC.

Runtuhnya Menara Kembar dan Serangan di Pentagon

Serangan teroris yang terkoordinasi ini tidak hanya terjadi di New York. Pesawat ketiga ditabrakkan ke Pentagon di Arlington, Virginia, yang menewaskan 184 orang.

Sementara itu, pesawat keempat, Penerbangan 93, jatuh di sebuah lapangan kosong di Pennsylvania setelah para penumpang berupaya melawan para pembajak. Akibat benturan dan kebakaran hebat, menara kembar WTC akhirnya runtuh.

Secara total, serangan ini menewaskan 2.977 orang. Selain di WTC dan Pentagon, 40 orang lainnya tewas dalam insiden Penerbangan 93.

Tragedi ini menjadi serangan teroris paling mematikan dalam sejarah AS, dan memicu perubahan besar dalam kebijakan keamanan global.

Kronologi Serangan dan Respon Pemerintah AS

Kronologi serangan dimulai pada pagi hari tanggal 11 September 2001. Pesawat pertama, American Airlines Penerbangan 11, menabrak Menara Utara WTC pada pukul 08:46 pagi waktu setempat.

Disusul 17 menit kemudian, United Airlines Penerbangan 175 menabrak Menara Selatan. Pada pukul 09:37, American Airlines Penerbangan 77 menabrak Pentagon.

Mengetahui situasi tersebut, Presiden AS saat itu, George W. Bush, yang sedang berada di Florida, memutuskan untuk tidak panik dan berupaya memancarkan ketenangan.

Sementara itu, wilayah udara AS ditutup total dalam sebuah operasi besar yang disebut Operasi Yellow Ribbon.

Dalang di Balik Tragedi 9/11

Dalang di balik tragedi 9/11 adalah Khalid Sheikh Mohammed, seorang perencana operasional dari kelompok Al-Qaeda yang didirikan oleh Osama Bin Laden.

Meskipun proses hukum berjalan lambat, ia dan dua kaki tangannya akhirnya mengaku bersalah setelah mendekam di penjara militer AS selama hampir dua dekade.

Mereka dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, tanpa hukuman mati, yang sempat memicu kemarahan keluarga korban.

Khalid Sheikh Mohammed diketahui sebagai otak yang merencanakan serangan teroris mematikan tersebut bersama tiga anggota Al-Qaeda lainnya.

Bagikan :

ARTIKEL TERKAIT

ARTIKEL POPULER

KONTAK KAMI

email: redaksi@genlink.co.id

phone: +62 812-345-6789

ALAMAT

Jl. Daan Mogot 2 No.100MN, Duri Kepa

Kebon Jeruk, Jakarta Barat, 11510